Mungkin telat banget ya sapaan "welcome 2013" ini, secara 2013 sudah berjalan hampir 4 bulan sekarang. Tapi, aku pikir gapapa, toh waktu akan berputar terus. Masalah baru atau tidak itu hanya masalah persepsi. Sama seperti pegawai MLM yang selalu bilang "selamat pagi" walaupu saati itu sudah malam hari.
Ini adalah tulisan pertama ku di tahun 2013 ini. Dari kemaren pengen nulis tetapi selalu ada aja yang bikin ketunda #alasan. Mulai dari inet di kantor yang ga ada (soalnya ini gedung baru jadi inetnya ga langsung kepasang pas pindah); kemudian pindah ke bidang baru yang emang kerjanya lebih banyak (walaupun sebenarnya ga banyak banget sampe harus lembur); dan tentunya alasan klise yang selalu jadi andalan "MALAS". Tapi sudahlah, toh akhirnya aku menulis saat ini yang terinspirasi setelah baca e-booknya PANDJI PRAGIWAKSONO yang berjudul "NASIONALISME". Sangat menyentuh dan membuat aku malu karena selama ini mungkin aku telah menjadi orang yang pesimistis dengan negaraku dan pemerintahku tanpa berbuat sesuatu untuk mengubahnya. Well, I have to admitted it.
Jadi yang akan kutuliskan disini adalah kisah hidupku dan my beloved husband, Pdt. Freddy H. Banurea, mulai bulan awal Januari 2013 sampai dengan sekarang.
Januari 2013 kami diawali dengan perjalanan pulang kampung ke Medan Sumatera Utara selama kurang lebih 9 hari. Perjalanan yang sangat melelahkan sebenarnya karena baru pertama kali dalam hidup kami. kami harus naik pesawat sebanyak 2 kali (Banjarmasin-Jakarta-Medan). Untungnya saat karena kami naik penerbangan pertama tidak ada delay dan kami tiba tepat waktu di Bandara Internasional Polonia Medan saat itu. Pulang pertama bersama semenjak kami menikah, suasananya sangat berbeda. Dulu pulang masih single, eh sekarang pulangnya berdua as husband and wife. Bahagia rasanya disambut oleh keluarga besar suami (keluargaku ada di Pematang Siantar, masih 3 jam perjalanan dari Medan).
Untuk pertama kalinya selama kami menikah kurang lebih 1 tahun 3 bulan pada saat itu, dalam sebuah acara keluarga yang dihadiri oleh keluargaku dan suamiku, aku sangat bersyukur kepada Tuhan karena menempatkan aku di keluarga besar suamiku. Sampai dengan saat itu, aku masih belum mengandung, dan itu menjadi pertanyaan setiap orang yang kami jumpai pada saat itu. Tetapi ibu mertuaku menjawab dalam kesempatan itu "Walaupun aku tidak punya cucu dari menantuku ini itu tidak apa-apa, dia akan tetap jadi menantuku, dan kita akan tetap menjadi keluarga besar". Ibu mertuaku berbicara seperti itu dan aku sangat terkejut dan lega. Mengapa?? Dalam adat Batak, anak laki-lakilah yang menjadi penerus nama keluarga dan suamiku adalah anak laki-laki satu-satunya di keluarganya. Kebayang ga kalau tidak ada keturunan dari kami maka garis keturunannya pun akan hilang. Tetapi ibu mertuaku berbicara seperti itu, dan untuk pertama kalinya aku merasa ada "beban" yang terangkat dari pundakku karena memang selama ini itu jadi beban buatku. AKu tidak menyangka punya ibu mertua yang sangat baik dan aku bersyukur untuknya. Pada saat itu aku belajar 1 hal penting dalam hidupku dari ibu mertuaku "KASIH". Kasih yang benar-benar tulus dan besar dan kalau suatu saat Tuhan memberiku kesempatan menjadi seorang ibu, aku akan menjadi seperti ibu mertuaku.
Hal berikutnya yang aku pelajari dari ibu mertuaku adalah tentang "KEIKHLASAN". Di hari tuanya dia tetap mau menjadi pengasuh untuk cucu-cucunya yang masih kecil. Kadang kasian si liat beliau, sudah tua tetapi masih harus momong cucu. Tetapi dia tetap melakukannya. Melihat itu aku bertekad agar tidak menambah kesusahan beliau kalau nanti Tuhan memberi kami anak. Kalaupun dia ada, dia hanya akan menemani cucunya bermain, tidak perlu mengerjakan pekerjaan rumah yang lain.
Kembali ke Banjarmasin setelah 9 hari di Medan sebenarnya membuat kami berdua merasa malas. bagaimana tidak, selama di Medan kami sangat dimanjakan dengan berbagai macam makanan enak, sementara di Banjarmasin kami tidak menemukan rasa yang pas dengan lidah kami. Menurut ku. Sumatera Utara adalah "SURGA MAKANAN". So, siapapun yang kesana harus coba semua makanan yang ada disana :).
Di Banjarmasin berbagai macam acara sudah menunggu suamiku. Ternyata orang Batak disini selalu merayakan Tahun Baru dengan menggelar acara "BONA TAON" atau "PISAH SAMBUT". Ini adalah acara yang digalang oleh setiap marga Batak yang ada di Banjarmasin dan sekitarnya. Tidak tanggung-tanggung acara ini berlangsung mulai dari Januari s.d. Maret, 3 bulan, bayangin aja. Dan karena acara dilaksanakan kalau tidak hari Sabtu atau hari Minggu, otomatis setiap Minggu Gereja menjadi sepi karena acara diawali dengan kebaktian bersama. Tetapi anehnya walaupun di Gereja yang mengikuti kebaktian sedikit, yang mengikuti kebaktian di tempat Pesta Bona Taon pun lebih sedikit lagi. Trus pertanyaannya adalah KEMANA NI SEMUA ORANG-ORANG BERIBADAH????
Dan akhirnya pertanyaan itu terjawab. Ternyata semua pada sibuk ke SALON. Ada yang sibuk masak buat buat acara tersebut. IBADAH menjadi tidak penting. Sungguh menyedihkan. Selama acara Bona Taon berlangsung saya belajar beberapa hal. Pertama, saya bangga sebagai orang Batak bahwa walaupun di perantauan adat istiadat itu tidak ditinggalkan tetapi tetap di jaga melalui pelaksanaan acara tersebut. Tetapi ada pelajaran kedua yang saya dapat yang membuat saya sedih. Sebagai Orang KRISTEN, orang Batak ternyata belum benar-benar menyadari pentingnya beribadah. Kita seolah-olah hanya menjadi Kristen KTP. Saya malu dengan temen-temen yang Muslim yang bisa melaksanakan Shalatnya 5 kali dalam sehari. Kristen hanya diminta untuk beribadah di Gereja 1 x seminggu dan itu pun sering bolong hanya karena alasan yang tidak masuk akal.
Hikmah berikutnya di tahun 2013 ini adalah, Tuhan akhirnya mengaruniakan seorang calon bayi kepada kami. Ya, akhirnya saya hamil. Tx God. Buat saya ini seperti sebuah keajaiban.
Kala itu saya sudah benar-benar ikhlas kalaupun memang Tuhan tidak memberikan kami keturunan saya ikhlas. Saya tau ada banyak jalan yang dapat ditempuh untuk memiliki anak dan salah satunya adalah bayi tabung.Tetapi biayanya cukup besar. Kalau untuk mengadopsi rasanya masih terlalu cepat. jadi saya akhirnya berdamai dengan diri saya bahwa tidak apa-apa kalau belum punya anak. TUhan tahu apa yang terbaik untuk saya dan suami saya.
Dan setelah saya berdamai dengan diri saya sendiri, saya berdamai dengan Tuhan karena saya sempat marah pada-Nya. Tapi Dia memang Allah yang Maha Pengasih, Penyayang, Baik sekali. Dia ga marah sama saya, dia memberikan saya anugarah yaitu calon bayi yang ada dalam kandungan saya. Sekarang kehamilan saya memasuki hampir 4 bulan. Tx God.
Dan buat para calon ibu yang sedang menunggu muzizat Tuhan, jangan pernah menyerah. Jangan pernah berhenti berharap pada Tuhan. Berdamailah dengan dirimu sendiri. Belajar menerima kondisi yang ada supaya tidak membebani pikiran. Dan percayalah, Tuhan akan selalu memberikan yang terbaik untuk kita umatnya tepat pada waktunya.
Seperti yang ditulis di Alkitab "Semua indah pada waktunya". Sekarang aku percaya, aku sangat percaya. Dan kadang aku malu sama Tuhanku. Aku bilang aku percaha kepada-Nya tapi kadang kala aku meragukan-Nya. Ampuni aku Tuhan, ampuni aku Yesus, ampuni aku Rohul Kudus.
Well, itulah sekelumit kisah di awal 2013 ini. Masih banyak yang mau ditulis, tapi kayaknya klo kepanjangan juga ga enak buat dibaca heheheheh. So, Be Faithful to God and be proud to be a Batak. And after that, I should learn to proud of being an Indonesia.
My New World
Dunia baru yang sudah lama diimpikan. Isinya mungkin campur-campur karena hidup memang tidak pernah monochrome atau unisono. Hidup akan selalu penuh warna bagaikan sebuah paduan suara. Semoga kali ini blog ini bisa diisi dengan hal-hal yang berguna bagi banyak orang. Selamat menikmati
Kamis, 18 April 2013
Jumat, 23 November 2012
Poto-poto Pasar Terapung
Akhirnya bisa upload poto-poto ini juga. Setelah kemaren muda-mudi di Gereja liat poto-poto ini baru tau kalau ternyata mereka malah belum pernah berkunjung ke pasar terapung. So kami sudah merencanakan untuk ke pasar terapung lagi dalam waktu dekat ini. Tapi sebelum itu silahkan dilihat sekilas Pasar Terapung Banjarmasin Kalimantan Selatan...
Sebenarnya waktu datang ke pasar terapung ini, kami sudah kesiangan. Seharusnya brangkatnya itu paling telat jam 5.30 WITA supaya bisa dapat sunrisenya hehehe. Oh ya ke pasar terapung naik klotok. kemaren kami bayar Rp 150.000, tapi kata temen yang ada disini itu kemahalan. Harusnya si Rp100.000 juga dapat. Next time harus dapat klotok yang Rp 100.000 hehehehe
Sebenarnya waktu datang ke pasar terapung ini, kami sudah kesiangan. Seharusnya brangkatnya itu paling telat jam 5.30 WITA supaya bisa dapat sunrisenya hehehe. Oh ya ke pasar terapung naik klotok. kemaren kami bayar Rp 150.000, tapi kata temen yang ada disini itu kemahalan. Harusnya si Rp100.000 juga dapat. Next time harus dapat klotok yang Rp 100.000 hehehehe
Rabu, 19 September 2012
Transmigrasi
Transmigrasi adalah judul yang aku pilih untuk tulisanku kali ini. Kenapa? Karena itulah yang saat ini sedang aku alami. Besok, 20 September, tepat sudah satu bulan aku di kota ini bertransmigrasi. Pindah dari hiruk pikuk kota Jakarta ke Kota Banjarmasin. Walaupun merupakan ibukota Propinsi Kalimantan Selatan tetapi Banjarmasin bukanlah kota yang besar menurutku jika dibandingkan dengan kota-kota satelit di Jakarta. Dibandingkan sama Bekasi aja, Banjarmasin masih kalah rame, kalah macet, kalah bising, kalah semua-muanya hehehee.
Sewaktu aku di Jakarta, orang-orang sepertinya sangat takut dipindahkan keluar kota Jakarta. Aku tidak tahu apa alasan pastinya. Kebanyakan si sepertinya menunjukkan ekspresi kalau tinggal di luar kota Jakarta itu seperti tidak hidup. Padahal, sebulan aku disini, aku merasa benar-benar hidup. Tidak ada lagi macet yang dulunya harus ku nikmati setiap hari. Tidak ada lagi istilah P3M alias Pergi Pagi Pulang Malam atau ada yang bilang "pergi sebelum matahari terbit dan pulang setelah matahari terbenam". Sekarang hidupku begitu menyenangkan. Aku dan suami benar-benar bisa menikmati waktu-waktu bersama kami. sarapan bersama, makan siang bersama, makan malam bersama, benar-benar menyenangkan bukan :).
Dengan tulisan ini aku ingin mengajak teman-teman sekalian, saudara saudari, bapak-ibu, paman-bibi, semuanya yang saat ini tinggal di jabodetabek yang sudah jenuh dengan kemacetannya, polusinya, tidak usah takut untuk keluar dari Jakarta. Tinggal di luar Jakarta bukan berarti hidup kita tu berhenti, justru hidup yang sesungguhnya ada di luar sini. Mengapa harus mengorbankan waktu untuk keluarga demi macetnya Jakarta? Mengapa tidak memilih untuk kembali ke kampung masing-masing dan membangunnya.
Permasalahan di daerah memang cukup pelik apalagi berkaitan dengan fasilitas. Tetapi tanpa fasilitas pun ternyata hidup tetap berjalan kok. Justru hidup terasa lebih indah apabila kita bisa berhenti sejenak dari ketergantungan kita akan teknologi. Lagi pula selama sinyal telepon masih ada kita tidak akan pernah ketinggalan informasi kok. So... mari bertransmigrasi...
Sewaktu aku di Jakarta, orang-orang sepertinya sangat takut dipindahkan keluar kota Jakarta. Aku tidak tahu apa alasan pastinya. Kebanyakan si sepertinya menunjukkan ekspresi kalau tinggal di luar kota Jakarta itu seperti tidak hidup. Padahal, sebulan aku disini, aku merasa benar-benar hidup. Tidak ada lagi macet yang dulunya harus ku nikmati setiap hari. Tidak ada lagi istilah P3M alias Pergi Pagi Pulang Malam atau ada yang bilang "pergi sebelum matahari terbit dan pulang setelah matahari terbenam". Sekarang hidupku begitu menyenangkan. Aku dan suami benar-benar bisa menikmati waktu-waktu bersama kami. sarapan bersama, makan siang bersama, makan malam bersama, benar-benar menyenangkan bukan :).
Dengan tulisan ini aku ingin mengajak teman-teman sekalian, saudara saudari, bapak-ibu, paman-bibi, semuanya yang saat ini tinggal di jabodetabek yang sudah jenuh dengan kemacetannya, polusinya, tidak usah takut untuk keluar dari Jakarta. Tinggal di luar Jakarta bukan berarti hidup kita tu berhenti, justru hidup yang sesungguhnya ada di luar sini. Mengapa harus mengorbankan waktu untuk keluarga demi macetnya Jakarta? Mengapa tidak memilih untuk kembali ke kampung masing-masing dan membangunnya.
Permasalahan di daerah memang cukup pelik apalagi berkaitan dengan fasilitas. Tetapi tanpa fasilitas pun ternyata hidup tetap berjalan kok. Justru hidup terasa lebih indah apabila kita bisa berhenti sejenak dari ketergantungan kita akan teknologi. Lagi pula selama sinyal telepon masih ada kita tidak akan pernah ketinggalan informasi kok. So... mari bertransmigrasi...
Galau
Rabu, 19 September 2012
Hari masih pagi. Aku baru tiba di ruangan kantor ini kurang
lebih 10 menitan. Orang-orang baru mulai berdatangan. Maklum, ini masih jam
07.25 WITA. Masih ada waktu 5 menit lagi sebelum absensi di tutup hehehe.
Pagi ini sebenarnya cukup cerah. Matahari bersinar lembut
setelah kemaren malam hujan turun dengan derasnya. Jalanan pun tampak
bersahabat. Tidak terlalu ramai. Mungkin karena kami, maksudnya saya dan suami,
berangkatnya cukup cepat pagi ini. Tetapi entah kenapa, aku kurang bersemangat
pagi ini. Semua keindahan pagi ini sepertinya belum cukup untuk mengobati rasa
khawatirku. Jadilah pagi ini aku galau berat hehehe.
Galau, kenapa aku galau pagi ini? Jawabannya adalah karena
acara pesta ulang tahun yang akan dilaksanakan oleh gereja kami pada hari
minggu ini. Mau pesta kok malah galau?? Ya bagaimana ga galau, semuanya terasa terlalu diburu-buru. Semuanya terasa
terlalu dipaksakan. Aku merasa ada kesombongan, ada ego yang dipertahankan
disini.
Salah satu patokan suksesnya penyelenggaraan pesta nanti
adalah jumlah dana yang terkumpul dari hasil lelang maupun sumbangan para
undangan. Mengapa harus uang? Mengapa selalu nominal rupiah yang jadi patokan
sukses pelaksanaan pesta di gereja ini? Apakah tidak penting kebahagiaan jemaat
yang bersuka cita merayakan hari ulang tahun gerejanya walaupun dengan
kesederhanaan? Bagaimana dengan acara ibadah dan syukuran yang seharusnya
menjadi ajang silaturahmi semua jemaat? Memang panitia sudah menyiapkan acara
perayaan ulang tahun tersebut, tetapi “menu” utamanya adalah lelang untuk
pengumpulan dana itu.
Mengingat itu aku jadi makin galau. Padahal baru saja aku
menemukan indahnya dunia pelayanan. Ya, pelayanan. Hal yang selama ini sangat
sangat tidak pernah aku sentuh. Sejak suamiku ditugaskan untuk melayani di
salah satu gereja di Borneo ini, mau tidak mau aku juga harus terjun dalam
pelayanan tadi. Awalnya si terasa berat, sangat berat. Tetapi lama-lama
menyenangkan juga terutama ketika ikut pelayanan sekolah minggu. Aku merasa
hidup disana. Aku bisa berkreasi. Bisa menunjukkan kemampuanku. Bisa belajar
banyak hal. Sangat menyenangkan bisa bersama dengan anak-anak yang penuh
semangat. Tetapi, pelayananku tidak bisa terbatas hanya di sekolah minggu saja
karena sebagai istri seorang pendeta aku dituntut untuk bisa melayani di semua
kategorial.
Yah, itulah sedikit kegalauanku di pagi hari ini. Aku hanya
bisa berdoa kepada Tuhan Yesus agar seluruh rangkaian acara pesta nanti bisa
berjalan dengan lancer. Dan yang paling penting, semua tamu undangan dan jemaat
bisa menikmatinya dengan penuh sukacita dan ucapan syukur. Semoga…. Oh ya,
gereja tempat kami melayani sekarang adalah HKBP Borneo, dan tanggal 23
September nanti adalah perayaan ulang tahunnya yang ke-6. Doakan supaya kami
semua bisa menjadi Kristen yang benar. Amin..
Rabu, 08 Agustus 2012
Traveling ke kota 1000 Sungai
Siapa yang tidak tahu kota Banjarmasin, kota 1000 sungai. Tidak salah kota ini disebut sebagai kota 1000 sungai karena banyaknya sungai yang mengalir di kota ini. Selain itu hampir semua rumah di kota ini didirikan di atas air karena sejauh yang aku lihat tanah di Banjarmasin kebanyakan rawa.
Sebenarnya kalau dibilang traveling kurang tepat juga si. Tanggal 17 Mei, saya dan suami berangkat ke banjarmasin karena suami pindah tugas kesana. Selama 4 hari di kota Banjarmasin, tempat yang kami kunjungi hanya Kuin Floating Market atau Pasar Terapung Kuin. Taukan pasar terapung kota Banjarmasin? Kalau ada yang ingat iklan RCTI sekitar tahun 2000an pasti tau de dimana pada saat itu ada ibu-ibu yang sudah cukup berumur mengangkat jempolnya diiring tag line RCTI OKE...Di iklan tersebut terlihat ada banyak sekali pedagang yang bertransaksi di pasar terapung tersebut.
Sabtu pagi, kira-kira pukul 5.30 saya dan suami berangkat dari rumah tempat kami menginap menuju dermaga pasar terapung. disana kami menyewa perahu yang dikenal sebagai klotok untuk membawa kami ke pasar terapung. harga per klotok adalah Rp 150ribu untuk ke pasar terapung dan pulau kembang. Karena cuma berdua saya dan suami mencari temen untuk berbagi dan ketemulah dengan keluarga kecil yang juga sedang mencari teman untuk berbagi klotok. dan kami pun berangkat ke pasar terapung.
Tetapi sampai disana, apa yang kami lihat berbeda dengan bayangan yang kami punya tentang pasar terapung terinspirasi dari iklan RCTI. Pasar terapung sekarang sudah sepi. Hanya ada beberapa ibu-ibu dan bapak-bapak yang mendayung sampan sambil membawa hasil buminya untuk dijual. Selain itu perahu-perahu atau klotok para pengunjung yang juga memang tidak terlalu ramai di muara sungai (belum tahu nama sungainya apa hehehe) itu.
Sempat bertanya-tanya dalam hati, kenapa kok sekarang pasarnya sepi sekali? kemudian si ibu tandom kami sempat berbelanja dari klotok. dia beli setumpuk jeruk dan setumpuk sawo yang dihargai masing-masing Rp20ribu per tumpuknya. Mahall bangettt.. padahal jeruknya asam huhuhu. Yang dijual dipasar terapung itu kebanyakan buah jeruk dan pisang. Beberapa jenis sayuran, ikan asin, sepertinya hanya itu. Selain itu ada juga kapal yang menjual soto banjar dan makanan khas banjar lainnya. Dari situ saya menyimpulkan mungkin orang malas belanja kesana karena harganya yang mahal dan barang dagangannya tidak lengkap kali ya....
kami cuma sebentar disana. dari pasar terapung kami melanjutkan perjalanan ke pulang kembang yang jaraknya cuma 5 menit perjalanan dari pasar terapung. Di pulau kembang ini banyak terdapat monyet. Kami ga sempat naik ke pulau hanya melihat-lihat dari klotok saja kemudian langsung kembali ke dermaga.
Ya begitulah perjalanan singkat ke pasar terapung Kuin di Banjarmasin. Foto-fotonya belum sempat dipindahin dari kamera. kapan-kapan diupload de hehehehe
Sebenarnya kalau dibilang traveling kurang tepat juga si. Tanggal 17 Mei, saya dan suami berangkat ke banjarmasin karena suami pindah tugas kesana. Selama 4 hari di kota Banjarmasin, tempat yang kami kunjungi hanya Kuin Floating Market atau Pasar Terapung Kuin. Taukan pasar terapung kota Banjarmasin? Kalau ada yang ingat iklan RCTI sekitar tahun 2000an pasti tau de dimana pada saat itu ada ibu-ibu yang sudah cukup berumur mengangkat jempolnya diiring tag line RCTI OKE...Di iklan tersebut terlihat ada banyak sekali pedagang yang bertransaksi di pasar terapung tersebut.
Sabtu pagi, kira-kira pukul 5.30 saya dan suami berangkat dari rumah tempat kami menginap menuju dermaga pasar terapung. disana kami menyewa perahu yang dikenal sebagai klotok untuk membawa kami ke pasar terapung. harga per klotok adalah Rp 150ribu untuk ke pasar terapung dan pulau kembang. Karena cuma berdua saya dan suami mencari temen untuk berbagi dan ketemulah dengan keluarga kecil yang juga sedang mencari teman untuk berbagi klotok. dan kami pun berangkat ke pasar terapung.
Tetapi sampai disana, apa yang kami lihat berbeda dengan bayangan yang kami punya tentang pasar terapung terinspirasi dari iklan RCTI. Pasar terapung sekarang sudah sepi. Hanya ada beberapa ibu-ibu dan bapak-bapak yang mendayung sampan sambil membawa hasil buminya untuk dijual. Selain itu perahu-perahu atau klotok para pengunjung yang juga memang tidak terlalu ramai di muara sungai (belum tahu nama sungainya apa hehehe) itu.
Sempat bertanya-tanya dalam hati, kenapa kok sekarang pasarnya sepi sekali? kemudian si ibu tandom kami sempat berbelanja dari klotok. dia beli setumpuk jeruk dan setumpuk sawo yang dihargai masing-masing Rp20ribu per tumpuknya. Mahall bangettt.. padahal jeruknya asam huhuhu. Yang dijual dipasar terapung itu kebanyakan buah jeruk dan pisang. Beberapa jenis sayuran, ikan asin, sepertinya hanya itu. Selain itu ada juga kapal yang menjual soto banjar dan makanan khas banjar lainnya. Dari situ saya menyimpulkan mungkin orang malas belanja kesana karena harganya yang mahal dan barang dagangannya tidak lengkap kali ya....
kami cuma sebentar disana. dari pasar terapung kami melanjutkan perjalanan ke pulang kembang yang jaraknya cuma 5 menit perjalanan dari pasar terapung. Di pulau kembang ini banyak terdapat monyet. Kami ga sempat naik ke pulau hanya melihat-lihat dari klotok saja kemudian langsung kembali ke dermaga.
Ya begitulah perjalanan singkat ke pasar terapung Kuin di Banjarmasin. Foto-fotonya belum sempat dipindahin dari kamera. kapan-kapan diupload de hehehehe
Tx God
Yups, aku benar-benar bersyukur karena apa yang dinanti-nantikan sejak Mei 2012 kemaren dikabulkan oleh Tuhan. Permohonan pindahku untuk mengikuti ke Kota Banjarmasin akhirnya dikabulkan oleh kantor. Terhitung mulai 2 Agustus 2012 aku resmi pindah kantor ke Banjarmasin, meskipun sampai sekarang aku masih di kantor lama hehehehe.
Kalau selama ini duniaku sehari-hari berkutat dengan macetnya Bekasi-Jakarta-Bekasi, nanti aku udah ga perlu lagi de macet-macetan. Anugrah yang menurutku sangat luar biasa. Kadang suka iri sama temen-temen yang di daerah. Bisa bangun siang, siang harinya bisa pulang ke rumah untuk makan siang, sorenya cuma 5 menit udah sampai ke rumah lagi. Sementara aku disini, bangun jam 5 pagi, langsung mandi, ngejar kereta jam 6 pagi. Kalau lancar bisa tiba di kantor jam 7.10 tapi kalau ga ya siap2lah nyampe kantor hampir jam 8 pagi. Pulang juga ada perjuangan sendiri. Kalau pulang tenggo jam 5 dari kantor dengan asumsi langsung dapat bis (sengaja ga mau naik kereta karena menurutku kereta dari Sudirman ke Bekasi transit Manggarai sangat tidak manusiawi) paling cepat sampe rumah jam 18.30. Kalau ga dapat bis dan kena macetnya parah ya bisa nyanmpe kira-kira jam 19.00 atau 19.30 WIB.
Sejujurnya aku udah bosan hidup seperti itu. Hidup tua-tua di jalan. Maaf buat yang tinggal di daerah, bukan bermaksud tidak bersyukur dapat penempatan di kantor Jakarta (karena ada beberapa teman yang iri dengan kehidupan keseharian kami di ibu kota ini yang seperti itu) tetapi sesungguhnya hidup kalian lebih bahagia di daerah sana. So, ketika SK suami keluar dan dia di tempatkan di Banjarmasin, tanpa pikir panjang aku juga langsung mengajukan permohonan pindah ikut suami kesana.
Ada banyak hal yang ingin aku kerjakan disana nanti. Salah satunya adalah belajar masak (selama ini ga pernah terpenuhi karena ga sempat). Trus pengen buka les mata pelajaran gratis buat anak-anak tetangga sekitar rumah. Mudah-mudahan bisa terwujud. Dan pastinya aku juga tetap mau mempersiapkan diriku untuk melanjutkan pendidikanku ke jengjang Strata 2. Mudah2an bisa dapat beasiswa ya (aminn).
Ya sekali lagi aku ucapkan syukurku kepadaMu Tuhan. Trima kasih atas kado terindah ini. I LOVE U JESUS.
Kalau selama ini duniaku sehari-hari berkutat dengan macetnya Bekasi-Jakarta-Bekasi, nanti aku udah ga perlu lagi de macet-macetan. Anugrah yang menurutku sangat luar biasa. Kadang suka iri sama temen-temen yang di daerah. Bisa bangun siang, siang harinya bisa pulang ke rumah untuk makan siang, sorenya cuma 5 menit udah sampai ke rumah lagi. Sementara aku disini, bangun jam 5 pagi, langsung mandi, ngejar kereta jam 6 pagi. Kalau lancar bisa tiba di kantor jam 7.10 tapi kalau ga ya siap2lah nyampe kantor hampir jam 8 pagi. Pulang juga ada perjuangan sendiri. Kalau pulang tenggo jam 5 dari kantor dengan asumsi langsung dapat bis (sengaja ga mau naik kereta karena menurutku kereta dari Sudirman ke Bekasi transit Manggarai sangat tidak manusiawi) paling cepat sampe rumah jam 18.30. Kalau ga dapat bis dan kena macetnya parah ya bisa nyanmpe kira-kira jam 19.00 atau 19.30 WIB.
Sejujurnya aku udah bosan hidup seperti itu. Hidup tua-tua di jalan. Maaf buat yang tinggal di daerah, bukan bermaksud tidak bersyukur dapat penempatan di kantor Jakarta (karena ada beberapa teman yang iri dengan kehidupan keseharian kami di ibu kota ini yang seperti itu) tetapi sesungguhnya hidup kalian lebih bahagia di daerah sana. So, ketika SK suami keluar dan dia di tempatkan di Banjarmasin, tanpa pikir panjang aku juga langsung mengajukan permohonan pindah ikut suami kesana.
Ada banyak hal yang ingin aku kerjakan disana nanti. Salah satunya adalah belajar masak (selama ini ga pernah terpenuhi karena ga sempat). Trus pengen buka les mata pelajaran gratis buat anak-anak tetangga sekitar rumah. Mudah-mudahan bisa terwujud. Dan pastinya aku juga tetap mau mempersiapkan diriku untuk melanjutkan pendidikanku ke jengjang Strata 2. Mudah2an bisa dapat beasiswa ya (aminn).
Ya sekali lagi aku ucapkan syukurku kepadaMu Tuhan. Trima kasih atas kado terindah ini. I LOVE U JESUS.
Selasa, 05 Juni 2012
Daftar TASPEN
Ini pengalaman pertamaku mengurus sendiri dokumen-dokumen yang dibutuhkan oleh seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS). Setelah kurang lebih 5 tahun jadi PNS akhirnya saya punya kartu TASPEN juga. Apa si TASPEN itu?? Untuk apa PNS punya TASPEN??
TASPEN merupakan kepanjangan dari Tabungan Asuransi Pensiunan. Seorang PNS harus urus kartu TASPEN supaya nanti setelah pensiun dia bisa mendapatkan hak atas uang pensiunnya. Makanya pentingkan TASPEN.
Kemaren-kemaren aku malas ngurusnya karena aku kira bakalan ribet. Sebenarnya apa si syarat ngurus TASPEN?? Udah coba buka websitenya si TASPEN di taspen.com, ga ada informasi yang jelas mengenai apa aja si persyaratan yang diperlukan untuk mengurus kartu TASPEN itu. Coba browsing-browsing, malah makin bingung karena syaratnya beda-beda. Akhirnya tanya-tanya sama yang udah pernah ngurus trus ngikutin saran dari mereka. Aku sampai nyiapin berkas seabrek-abrek karena takut pas disana ada berkas yang kurang terus kudu balik lagi. Setelah sampai di TASPEN baru tau kalau ternyata syaratnya itu simpel banget, yaitu :
Syarat Urus TASPEN :
1. SK CPNS (legalisir)
2. SK PNS (legalisir)
3. SK Penempatan atau Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas (SPMT) (legalisir)
4. Isi formulir pendaftaran. Form ini dapatnya dari TASPEN-nya langsung. Tapi biar ga bolak balik n temen-temen yang lain bisa pada nitip, formnya aku copy kesini hehehehe.
Cuma itu doank. Ga perlu surat pengantar dari instansi.
Trus kalau udah lengkap, kemanakah kita mengurusnya?? Bagi yang berdomisili di Jakarta, Bisa langsung datang ke KCU DKI Jakarta yang beralamat di Jl. Letjen Suprapto - Cempaka Putih telp 021 - 4203805. Buat yang ada diwilayah lain bisa lihat langsung di websitenya taspen.com.
Untuk waktu pelayanan Senin s.d. Kamis jam 08.00 s.d. 11.30 kemudian 12.45 s.d. 16.00 sedangkan hari jumat agak berbeda sedikit karena terpotong dengan sholat jumat.
Cepat kok ngurusnya. Begitu sampai di KCU TASPEN, langsung ambil nomor antrian. Untuk peserta baru, akan dilayani di loket 11 dan 12. Tunggu nomor antrian anda dipanggil. Setelah dipanggil, serahkan semua berkas-berkas. Tunggu 5 menit, jadi de kartu TASPEN-nya. So, ga usah pakai calo karena ngurusnya ga ribet n GRATISS alias tanpa biaya. Jadi buat yang mau urus TASPEN, silahkan ya....Semoga informasi di blog ini bisa membantu teman-teman sekalian.
TASPEN merupakan kepanjangan dari Tabungan Asuransi Pensiunan. Seorang PNS harus urus kartu TASPEN supaya nanti setelah pensiun dia bisa mendapatkan hak atas uang pensiunnya. Makanya pentingkan TASPEN.
Kemaren-kemaren aku malas ngurusnya karena aku kira bakalan ribet. Sebenarnya apa si syarat ngurus TASPEN?? Udah coba buka websitenya si TASPEN di taspen.com, ga ada informasi yang jelas mengenai apa aja si persyaratan yang diperlukan untuk mengurus kartu TASPEN itu. Coba browsing-browsing, malah makin bingung karena syaratnya beda-beda. Akhirnya tanya-tanya sama yang udah pernah ngurus trus ngikutin saran dari mereka. Aku sampai nyiapin berkas seabrek-abrek karena takut pas disana ada berkas yang kurang terus kudu balik lagi. Setelah sampai di TASPEN baru tau kalau ternyata syaratnya itu simpel banget, yaitu :
Syarat Urus TASPEN :
1. SK CPNS (legalisir)
2. SK PNS (legalisir)
3. SK Penempatan atau Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas (SPMT) (legalisir)
4. Isi formulir pendaftaran. Form ini dapatnya dari TASPEN-nya langsung. Tapi biar ga bolak balik n temen-temen yang lain bisa pada nitip, formnya aku copy kesini hehehehe.
Cuma itu doank. Ga perlu surat pengantar dari instansi.
Trus kalau udah lengkap, kemanakah kita mengurusnya?? Bagi yang berdomisili di Jakarta, Bisa langsung datang ke KCU DKI Jakarta yang beralamat di Jl. Letjen Suprapto - Cempaka Putih telp 021 - 4203805. Buat yang ada diwilayah lain bisa lihat langsung di websitenya taspen.com.
Untuk waktu pelayanan Senin s.d. Kamis jam 08.00 s.d. 11.30 kemudian 12.45 s.d. 16.00 sedangkan hari jumat agak berbeda sedikit karena terpotong dengan sholat jumat.
Cepat kok ngurusnya. Begitu sampai di KCU TASPEN, langsung ambil nomor antrian. Untuk peserta baru, akan dilayani di loket 11 dan 12. Tunggu nomor antrian anda dipanggil. Setelah dipanggil, serahkan semua berkas-berkas. Tunggu 5 menit, jadi de kartu TASPEN-nya. So, ga usah pakai calo karena ngurusnya ga ribet n GRATISS alias tanpa biaya. Jadi buat yang mau urus TASPEN, silahkan ya....Semoga informasi di blog ini bisa membantu teman-teman sekalian.
Langganan:
Postingan (Atom)