Mungkin telat banget ya sapaan "welcome 2013" ini, secara 2013 sudah berjalan hampir 4 bulan sekarang. Tapi, aku pikir gapapa, toh waktu akan berputar terus. Masalah baru atau tidak itu hanya masalah persepsi. Sama seperti pegawai MLM yang selalu bilang "selamat pagi" walaupu saati itu sudah malam hari.
Ini adalah tulisan pertama ku di tahun 2013 ini. Dari kemaren pengen nulis tetapi selalu ada aja yang bikin ketunda #alasan. Mulai dari inet di kantor yang ga ada (soalnya ini gedung baru jadi inetnya ga langsung kepasang pas pindah); kemudian pindah ke bidang baru yang emang kerjanya lebih banyak (walaupun sebenarnya ga banyak banget sampe harus lembur); dan tentunya alasan klise yang selalu jadi andalan "MALAS". Tapi sudahlah, toh akhirnya aku menulis saat ini yang terinspirasi setelah baca e-booknya PANDJI PRAGIWAKSONO yang berjudul "NASIONALISME". Sangat menyentuh dan membuat aku malu karena selama ini mungkin aku telah menjadi orang yang pesimistis dengan negaraku dan pemerintahku tanpa berbuat sesuatu untuk mengubahnya. Well, I have to admitted it.
Jadi yang akan kutuliskan disini adalah kisah hidupku dan my beloved husband, Pdt. Freddy H. Banurea, mulai bulan awal Januari 2013 sampai dengan sekarang.
Januari 2013 kami diawali dengan perjalanan pulang kampung ke Medan Sumatera Utara selama kurang lebih 9 hari. Perjalanan yang sangat melelahkan sebenarnya karena baru pertama kali dalam hidup kami. kami harus naik pesawat sebanyak 2 kali (Banjarmasin-Jakarta-Medan). Untungnya saat karena kami naik penerbangan pertama tidak ada delay dan kami tiba tepat waktu di Bandara Internasional Polonia Medan saat itu. Pulang pertama bersama semenjak kami menikah, suasananya sangat berbeda. Dulu pulang masih single, eh sekarang pulangnya berdua as husband and wife. Bahagia rasanya disambut oleh keluarga besar suami (keluargaku ada di Pematang Siantar, masih 3 jam perjalanan dari Medan).
Untuk pertama kalinya selama kami menikah kurang lebih 1 tahun 3 bulan pada saat itu, dalam sebuah acara keluarga yang dihadiri oleh keluargaku dan suamiku, aku sangat bersyukur kepada Tuhan karena menempatkan aku di keluarga besar suamiku. Sampai dengan saat itu, aku masih belum mengandung, dan itu menjadi pertanyaan setiap orang yang kami jumpai pada saat itu. Tetapi ibu mertuaku menjawab dalam kesempatan itu "Walaupun aku tidak punya cucu dari menantuku ini itu tidak apa-apa, dia akan tetap jadi menantuku, dan kita akan tetap menjadi keluarga besar". Ibu mertuaku berbicara seperti itu dan aku sangat terkejut dan lega. Mengapa?? Dalam adat Batak, anak laki-lakilah yang menjadi penerus nama keluarga dan suamiku adalah anak laki-laki satu-satunya di keluarganya. Kebayang ga kalau tidak ada keturunan dari kami maka garis keturunannya pun akan hilang. Tetapi ibu mertuaku berbicara seperti itu, dan untuk pertama kalinya aku merasa ada "beban" yang terangkat dari pundakku karena memang selama ini itu jadi beban buatku. AKu tidak menyangka punya ibu mertua yang sangat baik dan aku bersyukur untuknya. Pada saat itu aku belajar 1 hal penting dalam hidupku dari ibu mertuaku "KASIH". Kasih yang benar-benar tulus dan besar dan kalau suatu saat Tuhan memberiku kesempatan menjadi seorang ibu, aku akan menjadi seperti ibu mertuaku.
Hal berikutnya yang aku pelajari dari ibu mertuaku adalah tentang "KEIKHLASAN". Di hari tuanya dia tetap mau menjadi pengasuh untuk cucu-cucunya yang masih kecil. Kadang kasian si liat beliau, sudah tua tetapi masih harus momong cucu. Tetapi dia tetap melakukannya. Melihat itu aku bertekad agar tidak menambah kesusahan beliau kalau nanti Tuhan memberi kami anak. Kalaupun dia ada, dia hanya akan menemani cucunya bermain, tidak perlu mengerjakan pekerjaan rumah yang lain.
Kembali ke Banjarmasin setelah 9 hari di Medan sebenarnya membuat kami berdua merasa malas. bagaimana tidak, selama di Medan kami sangat dimanjakan dengan berbagai macam makanan enak, sementara di Banjarmasin kami tidak menemukan rasa yang pas dengan lidah kami. Menurut ku. Sumatera Utara adalah "SURGA MAKANAN". So, siapapun yang kesana harus coba semua makanan yang ada disana :).
Di Banjarmasin berbagai macam acara sudah menunggu suamiku. Ternyata orang Batak disini selalu merayakan Tahun Baru dengan menggelar acara "BONA TAON" atau "PISAH SAMBUT". Ini adalah acara yang digalang oleh setiap marga Batak yang ada di Banjarmasin dan sekitarnya. Tidak tanggung-tanggung acara ini berlangsung mulai dari Januari s.d. Maret, 3 bulan, bayangin aja. Dan karena acara dilaksanakan kalau tidak hari Sabtu atau hari Minggu, otomatis setiap Minggu Gereja menjadi sepi karena acara diawali dengan kebaktian bersama. Tetapi anehnya walaupun di Gereja yang mengikuti kebaktian sedikit, yang mengikuti kebaktian di tempat Pesta Bona Taon pun lebih sedikit lagi. Trus pertanyaannya adalah KEMANA NI SEMUA ORANG-ORANG BERIBADAH????
Dan akhirnya pertanyaan itu terjawab. Ternyata semua pada sibuk ke SALON. Ada yang sibuk masak buat buat acara tersebut. IBADAH menjadi tidak penting. Sungguh menyedihkan. Selama acara Bona Taon berlangsung saya belajar beberapa hal. Pertama, saya bangga sebagai orang Batak bahwa walaupun di perantauan adat istiadat itu tidak ditinggalkan tetapi tetap di jaga melalui pelaksanaan acara tersebut. Tetapi ada pelajaran kedua yang saya dapat yang membuat saya sedih. Sebagai Orang KRISTEN, orang Batak ternyata belum benar-benar menyadari pentingnya beribadah. Kita seolah-olah hanya menjadi Kristen KTP. Saya malu dengan temen-temen yang Muslim yang bisa melaksanakan Shalatnya 5 kali dalam sehari. Kristen hanya diminta untuk beribadah di Gereja 1 x seminggu dan itu pun sering bolong hanya karena alasan yang tidak masuk akal.
Hikmah berikutnya di tahun 2013 ini adalah, Tuhan akhirnya mengaruniakan seorang calon bayi kepada kami. Ya, akhirnya saya hamil. Tx God. Buat saya ini seperti sebuah keajaiban.
Kala itu saya sudah benar-benar ikhlas kalaupun memang Tuhan tidak memberikan kami keturunan saya ikhlas. Saya tau ada banyak jalan yang dapat ditempuh untuk memiliki anak dan salah satunya adalah bayi tabung.Tetapi biayanya cukup besar. Kalau untuk mengadopsi rasanya masih terlalu cepat. jadi saya akhirnya berdamai dengan diri saya bahwa tidak apa-apa kalau belum punya anak. TUhan tahu apa yang terbaik untuk saya dan suami saya.
Dan setelah saya berdamai dengan diri saya sendiri, saya berdamai dengan Tuhan karena saya sempat marah pada-Nya. Tapi Dia memang Allah yang Maha Pengasih, Penyayang, Baik sekali. Dia ga marah sama saya, dia memberikan saya anugarah yaitu calon bayi yang ada dalam kandungan saya. Sekarang kehamilan saya memasuki hampir 4 bulan. Tx God.
Dan buat para calon ibu yang sedang menunggu muzizat Tuhan, jangan pernah menyerah. Jangan pernah berhenti berharap pada Tuhan. Berdamailah dengan dirimu sendiri. Belajar menerima kondisi yang ada supaya tidak membebani pikiran. Dan percayalah, Tuhan akan selalu memberikan yang terbaik untuk kita umatnya tepat pada waktunya.
Seperti yang ditulis di Alkitab "Semua indah pada waktunya". Sekarang aku percaya, aku sangat percaya. Dan kadang aku malu sama Tuhanku. Aku bilang aku percaha kepada-Nya tapi kadang kala aku meragukan-Nya. Ampuni aku Tuhan, ampuni aku Yesus, ampuni aku Rohul Kudus.
Well, itulah sekelumit kisah di awal 2013 ini. Masih banyak yang mau ditulis, tapi kayaknya klo kepanjangan juga ga enak buat dibaca heheheheh. So, Be Faithful to God and be proud to be a Batak. And after that, I should learn to proud of being an Indonesia.